SURGA TERINDAH UNTUK NATHAN

SURGA TERINDAH UNTUK NATHAN

Oleh : ISNA AFIA

                Siang itu 3 orang perempuan berumur sekitar 15 tahun sedang berjalan menelusuri pinggir sungai,mereka adalah Nathan,Hany dan Putri .  Sahabat yang slalu bersama menjalani hari-hari. Naik perahu bareng ,membuat rumah pohon yang indah, kejar-kejaran, memetik bunga untuk membuat mahkota dari bunga ,semua itu mereka lakukan di sungai kupu-kupu ini, yang sering mereka sebut sungai persahabatan.  Sepulang sekolah mereka pasti langsung menuju sungai tersebut, untuk menghabiskan waktu bersama.
                Dan siang itu mereka sedang melakukan sebuah permainan . Yah, permainan dengan menuliskan keinginannya masing-masing yang ditulis pada selembar kertas ,lalu dilipat menjadi perahu-perahu kecil untuk dihanyutkan ke sungai.
Hany menulis
             “ Aku ingin ,aku dan 2 sahabatku selalu bersama,sampai tua nanti J” pada kertas hijau. Dan dilanjutkan dengan Putri ,ia menulis
             ” Aku pengen membuat ke-2 sahabatku bahagia,selamanya J “. Pada kertas lipat berwarna ungu.Dan giliran Nathan untuk menuliskannya , ia menulis pada selembar kertas berwarna merah muda.
             ”Aku ingin melihat ke-2 sahabatku tersenyum saat aku harus pergi jauh meninggalkan dunia ini J” . Mereka ber-3 tidak tahu apa yang dituliskan oleh sahabatnya. Karena mereka berjanji tidak boleh melihat atau mengetahui isi kertas itu satu sama lain. Setelah selesai melipatnya mereka lalu menghanyutkan perahu-perahu mungil itu bersamaan di sungai. Mereka pun tersenyum, lalu berpelukan di pinggir sungai itu, tepat dengan sang malaikat yang sedang menuliskan takdir bagi Nathan. Dan tak ada satupun dari ke tiga sahabat itu yang mengetahui takdir itu. Merekapun lalu pulang karena matahari sebentar lagi akan terbenam.       
      Hari selanjutnya, seperti hari-hari biasa. Pulang dari sekolah mereka bertiga langsung menuju “Sungai Persahabatan”. Jadwal hari ini adalah rumah pohon, mereka menaiki rumah pohon lalu duduk berdekatan,tiba-tiba “byur” hujan turun dengan derasnya,membuat suasana semakin indah.
            “Teman-teman aku pengen deh liat surga terindah disana!”. Ungkap Nathan sambil menunjuk kearah langit.
            “Aku juga “jawab Putri.
            “Aku yakin suatu saat nanti kita akan pergi kesana, bersama” lanjut Hany dengan yakin.
            “Maafin aku ya teman-teman, mungkin selama ini aku selalu merepotkan kalian, aku selalu melakukan banyak kesalahan, dan membuat kalian kesal tapi aku sayang banget sama kalian “ Celoteh Nathan dan tiba-tiba “tes-tes” air mata membasahi pipinya.
              Hany dan Putri tak tahu mengapa Nathan mengatkan hal itu, ke duanya langsung memeluk Nathan dengan tangisan keharuan. Ditengah-tengah isak tangis ke tiganya Nathan bersuara,
             “Kalian berdua janji ya akan selalu tersenyum walaupun tanpa aku ?.” Kata Nathan sesenggukan.
                ”Kita  tidak akan pernah terpisah than,kamu jangan ngomong kayak gitu!”.Hany pun menjerit.  Suasana jadi hening yang terdengar hanyalah suara rintik-rintik  hujan dan sesenggukan tangis mereka bertiga. Semua jadi hening dan hening yang terdengar.     
                Malam itu setelah kejadian di “ Rumah Pohon” Nathan duduk di meja belajarnya dengan memegang sebuah bolpoin warna merah muda kesukaannya serta siap mengoreskannya di buku dairy Hello Kitty warna merah mudanya.
20 Januari 2013
Ya tuhan , jangan ambil aku dahulu
Aku masih ingin melihat ayah,ibu,kakak
Dan sahabat-sahabatku tersenyum.
Aku masih ingin menghirup udara segar di pagi hari.
Aku masih ingin makan masakan ibuku.
Aku masih ingin bersama kedua sahabatku.
Ya tuhan jika Engkau ingin mengambil aku
Aku mohon buatlah orang-orang disisiku bahagia.
Aku ingin, ketika aku harus pergi kembali kepelukanMu.
Semua orang tidak ada yang menangis aku ingin semua orang mengiklaskan kepergianku L.
 “Sret”  Nathanpun menutup buku dairynya dan menghempaskan tubuhnya ke kasur. Dan mulai memejamkan matanya lalu terbuai kedalam alam mimpi.
            “Kring,kring,kring”.
            Suara alarm Nathan berbunyi tepat pada pukul empat dini hari. Ia mencoba bangkit. Tapi kepalanya terasa berat dan tiba-tiba darah segar mengucur deras dari hidungnya. Seluruh anggota tubuhnya lemas. Sudah selama 2 bulan belakangan ini Nathan di diagnosa mengidap penyakit Liver yang akan merenggut nyawanya.  Tapi  ia tak memberitahukan tentang penyakitnya kepada Hany dan Putri , karena hal itu pasti akan membuat mereka berdua bersedih.
            “ Mah...Pah...”.Rintih Nathan mencoba memanggil Papah dan Mamahnya. Tenggorokannya terasa kering, ia pun mencoba meraba gelas yang berisi air putih dimeja samping tempat tidurnya. Tapi tiba-tiba ‘Pyarrr’ gelas itu terjatuh, Mamah dan Papahnya pun langsung menuju ke kamar Nathan, mereka mendapati Nathan dengan keadaan hidung dan mulutnya berlumuran darah dan gelas pecah tepat dibawah tempat tidur Nathan. Serentak papah dan mamahnya langsung menghampirinya.
“ Kamu kenapa nak.?!!”. Tanya Mamah Nathan gemeteran.
            “ Sepertinya Liver Nathan kambuh deh mah”. Jawab Nathan tenang, karena ia sudah merasa ingin pergi jauh dari dunia yang fana ini.
            “ Ya udah Mah,Kita bawa Nathan ke Rumah Sakit sekarang juga!”. Sergah Papah Nathan sembari menyambar kunci mobil dan menggendong Nathan.
                 Esok harinya di rumah pohon.
            “ Udah jam segini kok Nathan belum juga datang ya Han?”. Tanya Putri yang sedang sibuk menyiram bunga matahari di bawah rumah pohon.
            “Sabar Put, paling sebentar lagi juga datang,Mungkin Nathan lagi bantu mamahnya masak”. Jawab Hany sekenanya.
             Tiba-tiba mas Bagas kakak Nathan  datang dan memberikan sebuah surat untuk Hany dan Putri dari Nathan dan ia menyatakan bahwa , hari ini Nathan tidak bisa datang dan bermain bersama mereka. Mas Bagas pun langsung pulang setelah menyerahkan suratnya kepada Hany dan Putri.
            Hany dan Putri membuka surat itu dengan penuh rasa heran dan bingung di rumah pohon. Mereka meneteskan air mata membaca surat dari Nathan.
            Dear :  Sahabat terbaikku
                        Putri dan Hany J
             4 Februari 2014
            “ Saat aku menulis surat ini, mungkin malaikat pencabut nyawa sudah berada disampingku. Maafkan aku, aku harus pergi meninggalkan kalian, aku sudah tidak tahan lagi selama ini aku telah melawan penyakit yang sangat berat bagiku. Penyakit itu membuatku tahu betapa berharganya 1 detik hidup didunia ini dengan orang- orang yang kita sayangi. Mungkin mata ini tak lama lagi menatap indahnya dunia, hidungku tak lama lagi tak bisa menghirup segarnya udara dan telingaku tak akan lagi mendengar suara merdu kalian. Ketahuliah teman, kalian adalah sahabat terbaikku, dan kelak aku akan menyambut kalian di pintu surga J. Aku sedih harus berpisah dengan orang-orang yang aku sayangi, tapi aku juga senang karna sebentar lagi aku akan melihat dan menempati surga terindah. Surga yang telah kita impi-impikan dulu dirumah pohon. Maaf ya L kalau selama ini Nathan banyak salah sama kalian dan merepotkan kalian, Nathan sayang sama kalian walaupun nafas ini tak lagi hidup. Oh ya jaga baik-baik dan rawatlah surga persahabatan kita.
      Jika kalian merindukan aku, pejamkan saja mata indah kalian. Maka kalian akan melihat aku, karena aku telah hidup dalam hati kalian selamanya.
             Sampai bertemu di surga teman,
            Nathan mau ketemu sama Tuhan dan Nathan akan melihat surga terindah itu. “
                      Sahabat terbaikmu.
                                                                                                                                                       Nathan J
            Tak terasa air mata telah membasahi pipi mereka, mereka sangat terpukul karna akan kehilangan sahabat  sejatinya. Tanpa pikir panjang mereka langsung pergi ke rumah Nathan, mereka ingin menghabiskan waktu bersamanya sebelum Nathan  benar-benar pergi untuk selamanya . Sesampainya dirumah Nathan  mereka diberi tahu bahwa Nathan berada di Rumah Sakit,  merekapun langsung bergegas kesana.
5 Februari 2014
Di Rumah Sakit
            “ Mah,Pah.?”. Rintih Nathan yang baru saja siuman.
            “ Iya sayang? Kamu sudah sadar nak?”. Tanya mamahnya dengan membelai rambut indah Nathan, sedangkan papahnya hanya diam terpukul.
           “ Iya mah, Hany sama Putri mana?”. Tanya Nathan.
             “ Sebentar ya nak mamah panggilkan”. Jawab mamahnya yang kemudian keluar untuk mencari Hany dan Putri yang sedang membeli kado ulang tahun untuk Nathan besok.
             “ Assalamualaikum?”. Hany dan Putri serentak memberi salam dan memasuki ruang Nathan di opname.
             “ Waalaikumsalam. Sini nak, Nathan mencari kalian “. Jawab papah Nathan .
             “ Iya pak “. Jawab Hany singkat.
              Kemudian papah dan mamah Nathan keluar untuk membeli roti Ulang tahun buat Nathan, Ulang tahun kali ini akan ia rayakan dirumah sakit, walaupun tidak meriah karena kondisi Nathan yang tidak memungkinkan.
            Nathan, Hany dan Putri pun berbincang-bincang, mereka tidak sadar bahwa hari ini adalah hari terakhir mereka bersama .
               Malam harinya di Rumah Sakit
            Pukul 21.00 di ruang opname Nathan , semuanya sudah terlelap dan suasanya itu benar-benar sangat sunyi. Diatas malaikat pencabut nyawa sudah bersiap-siap untuk mencabut nyawa gadis mungil itu.
            ‘Kring,kring,kring’ Alarm kepunyaan hany pun berbunyi tepat pada jam  23.45, ia langsung bangun dan membangunkan Putri,  mas Bagas dan mamah papahnya Nathan. Mereka langsung siap-siap untuk merayakan ulang tahun nathan yang ke 15. Putri dan Hany  sudah siap dengan kado di tangan  mereka. Mamah dan papah Nathanpun sudah membawa blackforest kesukaan Nathan yang diatasnya terdapat lilin angka 15 sesuai dengan umur Nathan saat ini. Sedangkan mas Bagas sudah siap dengan kamera digitalnya untuk mengambil gambar nanti. Tepat pada pukul 24.00 mamah Nathan membangunkan Nathan, Nathanpun terkejut perasaan haru dan senang menyelimuti hatinya, karena  ketika ia membuka matanya orang-orang yang ia sayangi  sudah berdiri di sekitarnya dan menyanyikan lagu “Happy Birthday” dengan serentak.
            Nathan meneteskan airmata kebahagiaannya .
            “ Makasih mah,pah,Put,Han dan kak Bagas, ini adalah ulang tahunku yang sangat sepesial. Nathan sayang kalian semua!” . kata Nathan terbata-bata.
            “ Iya sayang, cepat sembuh ya, Nathan pasti bisa menjalani semua ini”. Kata mamahnya dengan sesenggukan. Nathanpun lalu meniup lilin diatas kue Ulang tahunnya itu dengan rasa yang amat-amat bahagia.
             “ Than, ini kado dari aku dan Putri”. Kata Hany sambil menangis.
            “ Iya Than di buka sekarang ya!”. Tambah Putri yang tak kalah terharu.
             “ Makasih ya temen-temen, aku sayang kalian”. Jawab Nathan terharu.
            Kemudian Putri dan Hany berhambur memeluknya, semua yang ada disitu hanya terdiam melihat adegan tiga sahabat yang sebentar lagi akan dipisahkan. Nathan membuka kado dari kedua sahabatnya itu dengan hati-hati,ia sangan penasaran apa isi dari kado itu?. Setelah dibuka ternyata adalah sebuah album warna merah muda dengan gambar Hello Kitty  yang cantik. Nathan membuka halaman demi halaman album itu. Semua isinya adalah foto tentang mereka bertiga disurga persahabatan. Nathan sangat senang melihat album pemberian  kedua sahabat terbaiknya.
            Lalu mereka makan roti bersama, Mamah Nathan memotong blackforest  itu dan ia berikan kepada Nathan, suapan yang pertama ia berikan kepada papah dan mamahnya. Yang kedua ia berikan pada mas Bagas, Setelah mas Bagas disuapin, mas Bagas memberikan kado ualang tahun untuk Nathan. Sebuah boneka Hello Kitty warna merah muda yang lucu, lalu ia mengecup kening adiknya tersayang dengan rasa iba dihatinya.
            Tibalah suapan yang ketiga yaitu untuk kedua sahabat terbaiknya, Hany dan Putri. Setelah itu mereka berfoto bersama. Mas Bagas sudah siap dengan kamera digitalnya. Ketika mereka sedang asyik berfoto tiba-tiba darah segar mengucur dari hidung Nathan, semuanya khawtir dan langsung mendekatinya.
            “ Kamu kenapa Than?!!!”. Rengek Putri dengan airmata yang  deras.
             “ Mah....Pah...Kak....Put...Han..??? Nathan mau pergi dulu ya...kalian baik-baik ...di...sini...se..la...mat ting...gal...” Itulah ucapan Nathan yang terakhir kalinya.
             “Nak bangun nak!!!!!!”. Jerit mamah Nathan.
            “ Udah mah, Nathan udah kembali kepelukan- Nya. Kita iklaskan saja supaya Nathan tenang diatas sana “. Jawab papahnya dengan bijak.
             “Tidak...Adikku.!!!!!!!” Jerit mas Bagas.
            “ Nathan..!!!!!!!!” Hany dan Putri tak kalah histeris.
            Dan siang itu tibalah waktunya Nathan disemayamkan. Semua orang-orang yang dekat dengannya datang untuk menghantarkannya keperistirahatan terakhirnya. Hari ini tepat pada ulang tahun Nathan yang ke 15 dan ia meninggalkan segalanya. 
             Suasana di pemakaman segar dan mengharukan. Hany,Putri, dan semuanya sedang khusyuk mengirim do’a untuk Nathan dan menaburkan bunga di atas gundukan tanah merah yang masih basah itu.

             “ Selamat tinggal mah,pah. Kak Bagas Nathan titip mamah sama papah jaga mereka  baik-baik ya. Dan kalian sahabat terbaikku, Hany dan Putri aku sudah melihat surga terindah itu. Disini aku sangat senagng karena aku dekat dengan Tuhan. Sampai jumpa lagi di surga terindah. Aku akan selalu menunggu kalian, hingga kelak kita akan bersama lagi disini, SURGA TERINDAH”
             Nathan tersenyum di surga yang sekarang ia tempati, ia senang orang-orang yang ia sayangi ikut menghantarkan nya ketempat peristirahatan terakhir dengan alunan do’a yang mengiringinya.

            “Selamat tinggal orang-orang yang aku sayangi J
SAHABAT DUMAY (DUNIA MAYA)

SAHABAT DUMAY (DUNIA MAYA)

Oleh : NOVITA DWI CAHYANI

‘Maldini... masih Maldini shotting ahay! Masih melambung. Evan Dimas lakukan, kotak finalty berbahaya dan... ahay! Gagal permisa. Masih Hadining Syaifullah, Yama Prana ahay Dinan Javier ahay Evan Dimas oh... Hargianti lakukan shotting ahay dan gooollll!!!’
“Gooolll”
“Olivv!!”
“iya.. maaf ma”
“udah.. belajar aja, kamu itu anak cewek, nggak usah nonton sepak bola.”
“tapi..”
“Udah cepetan!”
Oliv pun beranjak masuk kamar, walaupun dengan hati yang gondok sekaligus kecewa karena nggak bisa nonton timnas u-19 sampai selesai. Masuk kamar bukannya ngambil buku tapi malah ambil laptop. (Dasar anak muda jaman sekarang.. loh eemang gue nggak muda ya? Hadeehh.. :D). Oliv membuka akun Facebook, ketik e-mail password dan sign in.
Tut...tut...tut..
Lagi asik-asiknya Facebookan, Handphone Oliv bunyi. Tertulis nama ‘Maya S.u19’ di layar Handphonenya, Oliv membukanya.
‘Maya : Hai Oliv! Lagi ngapain?’
‘Oliv : Hello Maya.. aku lagi facebookan nih! Aku mau nonton bola nggak boleh sama mama.. sebel deh!’
‘Maya : Kasian banget.. yang sabar ya? Aku lagi nonton nih, seru bingit. J
‘Oliv : Aku sebel bingit..! salam buat Maldini ya. ;-)’
‘Maya : oke! Besok aku telfn kamu ya?’
‘Oliv : oke! Pulang sekolah ya?’
‘Maya : ya, aku mau curhat boleh?’
Dan seterusnya. Tahu nggak? Maya adalah sahabat Oliv. Tapi di dunia maya.. belum pernah ketemu langsung, mereka dekat bangett.. saling sharing, saling menghibur.. Maya tinggal di Jawa Barat dan Oliv tinggal di Jawa Tengah. Satu pulau satu negara satu dunia dan satu bumi. :D
Kira kira sudah satu bulan lebih mereka bersahabat. Awalnya mereka bisa bersahabat.. dari facebook. Karena mereka sama-sama fansnya Timnas u19, jadi mereka sama-sama bergabung di fans club Timnas, semakin hari semakin dekat.. dan akhirnya mereka saling bertukar nomer telepong, eh salah. Telepon maksudnya..
 cuma ingin berbagi informasi tentang dunia sepak bola Indonesia atau Timnas, nggak tahunya jadi sahabat.
J J J
Pulang sekolah Oliv langsung cek handphone, ternyata ada sms dari Maya
‘Maya :
Aku mengenalmu di hari yang begitu indah..
Kau hadir dan menempati ruang kosong di hatiku.
Dengan indha kujalani hari bersamamu.
Kau lukiskan pelangi di kalbuku.
Kau bawakan sayap untukku terbang memetik bintang..
Kau ada dan selalu ada hingga nafas ini hilang!
Kau dan aku selalu bersama selamanya. J
Oliv meneteskan air mata, baru kali ini Oliv mendapat puisi dari seorang sahabat yang belum pernah sekalipun dia melihat wajahnya.
“Oliv!” panggil mama Devi yg sudah berdiri di depan pintu anaknya, yang kemudian duduk di sebelah anaknya.
“Kenapa kamu Liv..?”
“Mama tahu Maya kan? Yang pernah aku critakan”
“Iya.. sahabat dunia mayamu itu kan?”
“Iya ma.. dia bikin puisi buat aku.. barusan aku baca dan isinya bagus banget, Oliv sampe terharu ma, baru kali ini ada yang buatin aku puisi.. setelah dulu sahabat-sahabatku mengkhianatiku.. dan aku sempat nggak percaya adanya seorang sahabat yang bener-bener sahabat,dan sekarang Maya hadir dan membuktikan ke Oliv kalo sahabat tu bener adanya”        
“Mama senang Liv.. bisa liat kamu seneng gini.. semoga Maya tetap jadi sahabat kamu, apapun yang terjadi, mama masak dulu ya buat kamu, kamu laper kan?”
“Iya ma.. makasih ma..”
“sama-sama sayang..”
Nggak lama setelah itu.. tulililit..tulilit.. handphone Oliv berbunyi dan itu dari Maya.
“hallo Liv?”
“iya May? Makasih ya puisinya.. aku suka, baguuuuss bangett..”
“sama sama Oliv..”
“eh May, kamu ultah tanggal berapa sih? Kok aku nggak tau ya”
“tanggal 8 April..”
“ya ampun..! dua hari lagi dong May..! kamu mau kado apa dari aku..?”
“nggak usah Liv.. aku Cuma mau.. kamu selalu ada buat aku! Selamanya! Walau kita nggak bisa bertatap langsung.. tapi aku yakin kita akan bertemu suatu saat..”
“iya Maya.. aku juga yakin kita akan bertemu, dan aku akan selalu ada buat kamu. Selamanya”
Sementara itu.. “Oliv.. makan dulu yukk.. udah selesai masak nih mama!”
“Iya ma.. May, udah dulu ya, aku dipanggil mama tu. Kamu denger kan teriakan mamaku?”
“hhaha, iya Liv.. mama kamu merdu banget kalo lagi teriak.. yaudah bye”
“bye..”
J J J
Pulang sekolah, Oliv sengaja nggak langsung pulang, tentu saja Oliv sudah minta ijin mamanya kalau dia mau main ke Taman yang tidak jauh dari tempat Oliv bersekolah. Oliv duduk di bawah pohon, sambil melihat orang yang berlalu lalang, ada yang bersama hewan peliharaannya, ada yang bersama ibunya, pacarnya.. dan lain-lain. Hari ini Taman kelihatan ramai tidak seperti biasanya yang agak sepi. Tiba-tiba Oliv mendengar ada seorang lelaki membacakan puisi kepada perempuan yang nggak salah lagi kalau itu pacarnya.. Oliv pun ingat kalau dia pernah dibuatkan puisi oleh Maya, diapun terinspirasi. Disaat Oliv melamun.. masih terdngar puisi lelaki itu.
‘Setangkai mawar putih di Spanyol
Tak pernah melihat sang mentari..
Hanya keluar saat rembulan muncul,
Siang berganti malam..
Bintang-bintangpun bersinar..
Kelopak-kelopak putih jatuh tertata rapi di atas sang bumi.
Membentuk sebuah hati.
Dengan mata sebiru langit..
Dengan hati semerah darah..
Kan ku bawa kau ke tempat itu!
Sebagai tanda cintaku padamu”
Saat Oliv mendengar puisi itu.. Oliv benar-benar merasa ingin mempunyai kekasih. Tapi dia langsung sadar tujuan utamanya pergi ke Taman, yaitu mencari inspirasi kado untuk Maya.
“apa aku kasih puisi aja ya buat Maya? Dia kan juga pernah buatkan aku puisi..” Oliv pun berdiri dan tersenyum lebar menuju ke rumahnya..
J J J
‘Sahabat kau..’ “SREEKKK..”
Oliv menyobek kertas. Oliv mencoba untuk membuat puisi, “Aku harus bisa! Demi Maya!” batin Oliv menyemangati. Oliv pun mencoba lagi, ‘Aku dan kau..’ “SREKK..” Oliv pun menyobek kertas, digulung kertas itu.. lalu dilempar begitu saja ke belakang.. begitulah yang dilakukan Oliv beberapa kali. Di lantai kamar Oliv banyak gulungan kertas, mungkin ada 15 lebih gulungan kertas. Waktu terus berjalan, Oliv belum juga menyelesaikan puisi. Berulang kali dia membuang gulungan kertas..
“Aaaarrgghhhhh!” teriak Oliv.
“ayolah Liv.. kamu pasti bisa, fighting! Ini..! demi..! Maya..!” semangat Oliv pun meneriakki diri sendiri.. Tiba-tiba mama Oliv masuk dan mendekati Oliv..
“Kamu keenapa sih Liv..? teriak-teriak gitu.. itu kenapa lagi lantai penuh gulungan kertas?”
“mama..! aku lagi buat puisi.. tolongin dong..”
“mama nggak bisa sayang.. cari aja di google, kamu juga biasanya ngoogling kan kalo lagi ada tugas..”
“ini bukan tugas ma.. ini puisi buat Maya, besok dia ulang tahun.. jadi harus alami buatan Oliv..”
“Yaudah.. kamu buat sendiri puisinya.. kamu pasti bisa sayang.. jangan gunakan emosi kamu, puisi itu harus dibuat dengan hati.. kamu harus dalam keadaan tenang.. yaudah, mama keluar dulu ya.. jam segini kok Papamu belum pulang juga.. mama tunggu papamu di ruang tamu. Kalau ada apa-apa panggil mama, jangan tidur malam-malam”
Oliv hanya mengangguk. Setelah mamanya keluar, Oliv berkonsentrasi dengan puisinya, kali ini dia menuruti kata-kata mama untuk lebih tenang..
Oliv kembali memegang bolpoint, Oliv mulai menulis. ‘layaknya bidadari dan kupu-kupu. Kita tak pernah bertemu’. Oliv berhenti menulis. Oliv memejamkan mata, mencari kata-kata yang tepat untuk puisinya, ternyata nasihat mamanya betul terjadi jika dilaksanakan. Oliv pun melanjutkan puisinya, ‘Tapi aku yakin bidadari dan kupu-kupu sangatlah erat persahabatanya..’ tiga kalimat telah ditulisnya. Sepertinya otak Oliv telah bekerja untuk melanjutkan puisinya, ‘Walaupun mereka tak pernah bertemu.. tapi mereka adalah mereka. Yang mempunyai wajah cantik dan melengkapi satu sama lain. Suatu saat.. mereka akan terbang bersama, aku yakin itu, karena semuanya akan indha pada waktunya..’
Oliv pun tersenyum lebar. Puisinya telah jadi.
Tepat jam 12 malam tanggal 8 April 2014, Oliv pun mengirim puisi itu lewat sms kepada Maya, Oliv ingin menyampaikan langsung lewat telepon.. tapi dia takut mengganggu Maya.
‘to : Maya.
            Maya.. Happy Birthday sahabatku.. semoga kamu sehat selalu.. dan apa yang kamu inginkan bisa tercapai. Aku buatkan puisi khusus untukmu. Tapi tak sebagus puisimu.. hhehe.
“Layaknya bidadari dan kupu-kupu..
Kita tak pernah bertemu.
Tapi, aku yakin! Bidadari dan kupu-kupu,
Sangatlah erat persahabatannya..
Walaupun mereka tak pernah bertemu..
Tapi mereka adalah mereka.
Yang mempunyai wajah yang cantik.. dan melengkapi satu sama lain.
Suatu saat mereka akan terbang bersama,
Aku yakin itu! Karna.. indahh ada pada waktunya. J
Kedengarannya kayak bukan puisi ya May, tapi itu aku buat sendiri dan khusus buat kamu.
Oliv pun menekan tombol Send. Dia ingin istirahat.. tapi, tulililit..tulililit.. dari Maya
“ha..lo Oliv, ma.. makasih puisinya” suara Maya terbata-bata dan kedengaran seperti kehabisan nafas.
“iya May sama sama.. maaf kalau jelek”
“bagus kok Liv.. Happy Birthday untuk 2 Mei ya Liv..”
“lhoh May, masih lama.. knapa kamu ucapkan hari ini..? kamu kenapa sih May?” Oliv tampak khawatir sekarang
“nggak papa kok Liv.. uu.. udahh ya Liv, se.. se.. selamat tinggal. D..dan sampai jumpa di surga”
“Maya! Kamu kenapa?”
Tiba tiba terdengar suara riuh diujung telepon
“Maya! Maya bangun! Kamu kenapa May!”
“haloo.. Maya..” Oliv pun angkat bicara.
“halo!”
“iya hallo, Maya kamu kenapa?”
“saya bukan Maya, saya kakaknya” tampak suara seseorang ini sambil menangis.
“Maya mana?”
“Maya sudah ke surga dik.. dia mengalami kecelakaan tadi pagi, keadaannya sangat kritis. Dan sekarang dia sudah tenang di Surga. L
Oliv kaget dan tanpa sengaja handphonenya jatuh begitu saja, air mata dengan mudahnya keluar dari matanya. Oliv tak bisa berkata apa-apa, dia ingin teriak, namun tidak bisa, dia seperti kehilangan suara dan hanya bisa menagis.
‘setidaknya aku pernah dengar suara kamu walaupun aku belum sempat melihat wajahmu, aku yakin kita akan bertemu di surga. Satu hal yang harus kamu tahu, tidak ada satu orangpun yang bisa menggantikan kamu dalam hidupku. Terima kasih sahabat, kau sudah hadir dalam hidupku. Semoga kau bahagia disana bersama Tuhan, selamat tinggal sahabatku, tunggu aku disana.’
Tulis Oliv dibuku hariannya yang jarang diisi itu, Oliv tempelkan foto Maya yang dia ambil di akun facebook Maya. Oliv mencoba untuk tidak menangis karna dia tahu Maya sedang melihatnya. Didekapnya buku itu erat-erat.

J J J
MENYELAMATKAN KEPUNAHAN!

MENYELAMATKAN KEPUNAHAN!

Oleh : SASKIA AFRA NURINAS

            Suara burung yang indah dan ayam berkokok menyambut matahari yang sedang tersenyum melihat keindahan pagi ini.
            Nama ku Keyla Shalsabila, aku masih duduk di bangku SMP, tepatnya kelas 8E. Aku suka banget sama yang namanya tanaman dan pecinta binatang dari yang kecil sampai besar. Bahkan binatang buas pun aku suka. Asal kita tidak mengganggu mereka aku yakin mereka tidak akan menyerang kita.
            Sebentar lagi jam setengah tujuh, sebelum berangkat sekolah aku harus menyirami semua tanamanku agar tidak mati apa lagi sekarang musim kemarau. Dan aku juga tidak lupa memberi makan binatang peliharaanku namanya cimot dia adalah kucing kesayanganku. Saatnya aku berangkat sekolah aku tidak pernah lupa untuk berpamitan kepada orang tuaku.
            Sesampai disekolah aku lalu berjalan menuju kelasku. Hari ini waktunya aku piket aku lalu mengambil sapu dibelakang pintu kelas, lalu temanku Sesa menghampiriku “Wiss, rajin banget sihh!!” ejeknya “Yaiyalah, hari ini kan aku piket,” jawabku “Ya dehh..” balasnya “Ehh sekarang praktek biologi kan?” temanku yang bernama Lian menyambung pembicaraan “Oh iyaya..” balasku.
“TEEEETTTTT…” bel masuk berbunyi.
            Bu Sri memasuki kelasku “Anak anak, sekarang waktunya kita praktek menanam tanaman. Kalian buat satu kelompok berjumlah lima anak ya..” jelas bu Sri. Kelompokku ada tiga anak perempuan dan ada dua anak laki laki yaitu aku,Sesa, Lian, Iqbal, dan Rafi. Bu Sri menyuruh kami keluar kelas untuk menanam di pinggir lapangan sekolah kami.
            Kami menanam tumbuhan bunga mawar, aku dan Lian mengambil air dari kamar kecil dekat dengan kelas ku dan Sesa, Iqbal, dan Rafi menanam bungan mawar itu dengan hati hati agar tidak terkena duri duri tersebut. Setelah jadi kami menyiraminya agar tidak mudah mati lalu kami menulis nama kelompok kami di kertas putih dan ditempelkan di pot bunga mawar tersebut.
“TEEEEETTT…..” bel istirahat pun berbunyi.
            Teman teman pun berlarian keluar kelas. Ada yang ke koperasi, dan ada pula yang hanya duduk saja ditaman, dan ada yang dikelas. Pada saat aku pergi ke kantin aku melihat dua anak yang sedang mengobrol sambil merobek robek dan menyabuti daun daun tanaman yang ada didekatnya. Aku menghampiri mereka yang ternyata adalah adik kelasku “Hai dek, lagi ngobrol ya? Boleh gak kalau mengobrol disini tidak usah merobek robek dan mencabuti tanaman disini, kan kasihan mereka!” perintahku kepada mereka sambil tersenyum hangat. “Maaf ya kak..” jawabnya singakat, pasti meeka agak kesal dan mengira aku aneh karena sudah kasian kepada tanaman. Tiba tiba terdengar suara dari loudspeaker sekolahku ”Kepada para siswa setelah bel pulang sekolah berbunyi untuk berkumpul dilapangan sekolah terima kasih” pengumuman yang terdengar dari loudspeaker sekolahku.
“TEEETTT….” Bel pulang pun berbunyi.
            Teman temanku berlarian menuju lapangan sekolah “Assalammualaikum Wr.Wb!” salam Bu Tati kepada kami. “Walaikumsalam Wr Wb.” Anak anak menjawab salam Bu Tati tersebut dengan lantangnya. “Anak anak besok hari Sabtu selama tiga hari kita akan mengadakan camping. Camping ini wajib diikuti karena setelah itu kalian harus membuat laporan pengamatan selama disana. Kalian membuat satu kelompok sebanyak tujuh orang lalu satu kelompok membawa dua tenda, adapun barang barang yang harus kalian bawa yang lainnya ada di madding sekolah, sudah jelas belum?” Bu Tati menjelaskan panjang lebar. “Jelas bu…” jawab kami dengan lantang.
Setelah pulang sekolah…
            Sampai dirumah aku menyiapkan apa saja yang harus dibawa walaupun masih lama untuk melaksanakan camping tersebut tetapi agar tidak lupa apa saja yang harus dibawa agar tidak kewalahan.
Senja pun datang suara malam pun tiba…
            Sekarang sudah jam setengah Sembilan waktunya aku tidur. Walaupun besok tanggal merah aku tetap harus bangun pagi. Sebelum tidur aku selalu minum segelas susu hangat setelah itu mematikan lampu dan hanya menggunakan lampu tidur. Tetapi aku tak pernah lupa untuk berdo’a sebelum tidur.
Pukul 04.00 pagi, terdengar suara adzan yang memanggil kita untuk beribadah sudah datang…
            Sudah subuh, aku pun terbangun untuk sholat shubuh. Sebelum beribadah aku membersihkan badanku dulu. Setelah selesai beribadah mumpung hari libur aku membereskan kamarku hingga bersih, menyirami tanamanku, memberi makan Cimot hingga membantu ibuku didapur didapur untuk menyiapkan sarapan pagi hari ini.
Beberapa hari kemudian waktunya camping…
            Hari ini adalah waktunya yang aku tunggu tunggu. Aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Ayahku mengantarku kesekolah, disekolahku ada dua buah bus untuk mengantar kami ke perkemahan. Selama perjalanan kami bernyanyi bersama sama, ada yang ketiduran, ada yang mengobrol sambil mengemil sampai ada yang mabuk dalam perjalanan karena memang jalanan disini berliuk liuk.
Sesampai diperkemahan…
            Setelah sampai kami menyiapkan tenda untuk malam nanti setelah itu kami mencari kayu bakar untuk api unggun.
Malam pun tiba suara lolongan anjing hutan terdengar…
            Malam ini sangat dingin sekali tidak seperti dikota, “Key, aku kebelet pengen kencing nih, kamu anterin aku ya!” permohonan Amanda teman sekelompok dan sebangkuku. “Aduh kamu ini aneh aneh aja, ya udah deh ayo cepet!” aku mengeluh kepada Amanda. Setelah meminta izin kepada guru kami aku mengantarkan Amanda ke kamar kecil yang dapat dibongkar pasang. Saat Amanda masuk tiba tiba terdengar suara tembakan dan ada suara aungan harimau. “Manda, Manda. Cepetan kamu dengar gak sih suara itu!?” tanyaku kepada Amanda sambil ketakutan. “Iya iya bentar,” jawab Amanda. Setelah itu kami cepat cepat kembali ke perkemahan. Kami bernyanyi didekat api unggun, “Anak anak kalian tidur nanti tengah malam akan diadakan jurit malam” permintaan Bu Tati. “Ya bu..” balas kami agak kecewa.
Setelah beberapa jam kemudian…
            Aku terkejut saat mendengar suara Bu Dwi, “Anak anak bangun, sekarang waktunya jurit malam!” teriakan Bu Dwi. Kami berkumpul didekat api unggun. Kelompokku ada empat anak cewek dan tiga anak cowok yaitu aku, Amanda, Sesa, Lian, Iqbal, Rafi dan Lukman. Kami menelusuri jejak yang ada dipeta yang diberikan dari guru kami. Tiba tiba terdengar suara tembakan dan suara gajah seperti kesakitan. Kami mengikutisuara itu, suara itu terdengar sampai sebuah rumah yang cukup besar kami melihatseorang pria menyeret sebuah karung yang terlihat lumayan berat dengan temannya yang membantu “Ayo cepat bawa binatang itu kedalam!” perintah seorang pria yang membawa senapan ditangan kananya. Kami pun memutuskan untuk menyelidikinya besok, karena besok tidak ada kegiatan setelah menyelesaikan kegiatan jurit malam. Kami pun kembali ke perkemahan untuk istirahat.
Matahari pun datang menyinari hari ini…
            Kami bersiap siap untuk menyelidiki orang orang misterius itu. “Ayo cepat teman teman!” perintah Sesa. “Iya tunggu bentar, aduh mana sih senterku..nah ini dia!” jawab Lukman sambil mencari senternya. Kami pun berjalan menuju tempat yang kemarin kami lihat. Sesampai disana kami melihat satuorang pria yang kemarin kami lihat membawa senapan. “Eh cepat kita harus mencari macan tutul. Ada pesanan untuk dibuat jas!” perintah pria tersebut kami hanya melihat dari kejauhan didekat semak semak. “Key kayaknya mereka melakukan perburuan liar deh?” ucap Iqbal padaku. “Iya ya coba kita ikuti mereka mau kemana,” perintahku kepada teman teman. Kami pun mengikuti mereka. Pada saat diperjalanan Sesa pun berteriak karena ada lintah dikakinya, “Aaahh!..” jeritannya sangat kencang. “Ssstt, jangan berisik!” perintah Lian kepada Sesa sambil menutup mulut Sesa dengan tanganya. “Siapa itu?” ucap pria tadi, kami terdiam sejenak, untung saja mereka tidak menghiraukannya lalu mereka melanjutkan lagi. “Tapi ada lintah di kakiku!”  ucap Sesa lalu Rafi mengambil lintah itu. Kami melanjutkan perjalanan.
            Kami sampai di sebuah tempat yang tertutup oleh rumput dan semak semak yang banyak, disana terlihat seekor macan tutul yang sedang minum di suatu sungai yang kecil tiba tiba mereka menembak dengan senapan yang dapat membius macan tersebut. Lalu macan itu dibawa kerumah yang lumayan besar. Kami memasuki rumah itu, ada ruangan khusus. “Sepertinya ruangan itu tempat mereka menaruh binatang binatang itu.” Ucap Amanda. Ternyata dugaan kami benar didalam situ lumayan luas dan disana pun ada macan tutul tersebut, tiba tiba pria tadi masuk kedalam. “Hay! Sedang apa kalian disini!!” gertakan pria tersebut. “Teman teman dalam hitungan ketiga lari ya, satu…dua…tigaaa..!” intruksi dari Lukman. Kami pun menyebar lalu teman pria itu membantu untuk menangkap kami. Amanda, Rafi, dan Sesa tertangkap. Sedangkan aku, Lian, Iqbal, dan Lukman berhasil kabur. Lalu kami menuju ke perkemahan untuk mencari bantuan.
            “Bu Tati, Bu Dwi, Pak Rahmat tolong kami..!!” permohonanku kepada guru guru. “Ada apa anak anak kok rebut rebut?” tanya Bu Dwi. “Amanda, Rafi, dan Sesa di tangkap penjahat di rumah tengah hutan itu” jawab Lian sambil ngos ngosan. Akhirnya kami kembali ketempat tersebut.
            Kami memutuskan untuk menyelamatkan teman teman kami yang ditangkap penjahat itu. Sedangkan guru kami memberitahu kepada pihak berwajib. Kami mengendap endap memasuki rumah dan ruang dimana teman kami disandra. Sebelum kami memasuki ruang itu kami memastikan bahwa tidak ada pria pria itu. Setelah kami masuk dan menemukan ruang teman teman disandra. Lukman dan Iqbal menjaga pintu agar tidak ketahuan. “Akhirnya kalian datang..” kegembiraan Amanda. “Iya iya lah masa kita ninggalin kalian gitu aja..” jawab Lian sambil membukakan tali yang mengikat tangan dan kaki Amanda. Tiba tiba pria pria itu datang saat Lukman dan Iqbal mendekati kami. “Hay! Kalian mau kabur ya?!!” gertakan pria itu kepada kami lalu mereka berusaha menangkap kami tetapi kami mencoba melawan. Untung saja akhir akhir ini kami belajar beladiri jadi kami bisa melawan mereka. Pada saat Rafi memukul penjahat itu hingga pingsan temannya ingin menyerang dari belakang. Sesa melihatnya dia mengambil kayu yang ada di dekatnya lalu dia memukul punggung penjahat itu. Setelah mereka kalah kami mengikat mereka dengan tali.

            Dengan cepat guru guru kami memberitahukan ke pihak berwajib lalu penjahat penjahat itu diserahkan kepada pihak yang berwajib dan binatang binatang yang sudah ditangkap akan dibebaskan kembali. “Terima kasih sekali ya adik adik kalian sudah membantu kami menangkap buronan yang kami cari cari selama ini!” ucapan terimakasih pak polisi yang menangkap penjahat itu. “Ya pak sama sama, kita tidak akan mungkin diam saja jika ada kejadian seperti itu!” jawab kami. Setelah itu kami kembali ke kota. Setelah kejadian itu kami lebih mencintai dan menjaga keindahan binatang binatang dan tumbuhan yang ada di alam semesta ini.

Kategori

Kategori