Penindasanmu, Takkan Hilang Dalam Hidupku Ep 3

Penindasanmu, Takkan Hilang Dalam Hidupku Ep 3


“ Dear Dairy, hari ini ulang tahunku yang ke lima belas. Aku hanya ingin ayahku berubah sikap kepada ibu. Aku ingin ayahku tidak mengambil uang ibu terus. Aku ingin ayah bisa menyayangi aku, adikku dan ibu. Tapi semua itu apa akan bisa, melihat tingkah ayah yang setiap hari mabuk-mabukan dan selalu pulang malam. Sampai sepetang ini aja ayah belum pulang. Ayah selalu mementingkan kepentingannya sendiri, gak pernah sedikitpun mementingkan kepentingan keluarganya. Bahkan, mungkin ayah lupa dengan hari ulang tahunku. Seperti tahun-tahun biasanya, ayah selalu lupa, dan selalu pulang dengan bau yang penuh dengan alkohol. Huh, aku harap doaku ini terkabulkan.” ratapan  Dewi dalam buku dairynya.
            “ Tok... tok... tok...” terdengar suara ketukan pintu yang amat sangat keras dari dalam rumah. ” wah, itu pasti ayah.”
            “ Buka pintunya... !!!“ teriak pak Tegar.
            “ Ayah, ayah dah pulang. Iya yah, tunggu sebentar...” sahut Dewi.
Dewipun langsung keluar dari kamar dan membukakan pintu.
“ Lama banget bukain pintu aja, mana ibumu...!!”
“ Ibu lagi sholat tahajut, ayah tau gak hari ini hari apa. Aku ulang tahun yah. Ulang tahunku yang ke lima belas yah. Ayah gak lupakan, ayah mabuk lagi ya. Ayah kapan mau berubah, apa ayah mau kaya gini terus, jawab yah...?!”
“ Sudahlah, ayah ngantuk. Ayah mau tidur.” sahut Pak Tegar.
Mengapa ayah belum juga berubah ya allah, capek dengan ayah yang selalu kaya gini terus. Sudahlah, ayah memang gak pernah sayang sama aku. Buat apa ngomong panjang lebar. Toh, gak didengerin juga, malah jadi makan hati dan semakin benci aku sama tingkah lakunya ayah. Aku benci ayah. 
Penindasanmu, Takkan Hilang Dalam Hidupku Ep 2

Penindasanmu, Takkan Hilang Dalam Hidupku Ep 2


Sebernarnya, uang itu hanya digunakan Pak Tegar untuk bersenang-senang dengan teman-temannya. Pak Tegar hanyalah seorang pengangguran, sedangkan istrinya pedagang nasi uduk. Hampir setiap hari, Pak Tegar meminta jatah hasil jualan nasi uduk istrinya. Padahal masih banyak kebutuhan yang harus tercukupi dengan uang itu, seperti untuk makan sehari-harinya.
Setiap hari kerjaan Pak Tegar hanya makan, tidur, dan bersenang-senang dengan temannya. Mereka selalu bersenang-senang sampai larut malam, sehingga selalu mengganggu ketentraman warga sekitar. Kalau bersenang-senang dengan positif, mungkin warga sekitar tidak akan merah, tapi kalau bersenang-senang dengan bermain kartu, minum minuman keras dan kegiatan negatif lainnya yang membuat warga sekitar jadi marah.
“ Mari bro, kita berfoya-foya. Ku traktir kalian semua... “ ajakan Pak Tegar kepada teman-teman gengnya.
“ Tumben-tumbennya kau nraktir kita semua, dapat uang dari mana.?? “ sela Sobari, teman Pak Tegar.
“ Gak usah dipikir aku dapat uang dari mana, yang penting malam ini kita bersenang-senag” 
Penindasanmu, Takkan Hilang Dalam Hidupku Ep 1

Penindasanmu, Takkan Hilang Dalam Hidupku Ep 1


                                  
Siang itu, terdengar suara gaduh dari dalam rumah Pak Tegar.
“ Mana uangnya, saya butuh uang...!!! ” bentak Pak Tegar.
“ Mau buat apa mas, kita ini butuh uang itu. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga kita. Mau dikasih makan apa anak-anak kita, kalau tidak ada uang itu.. “ jawab Bu Siti, istri pak Tegar.
“ Halah, gak usah sok nyeramain suami...!!! “dengan garangnya, Pak Tegar membentak ucapan Istrinya.
“ Tapi mas, jangan diambil semua...” sahut Bu Siti dengan ketakutan melihat tingkah suaminya.
Sementara itu, tidak di sengaja. Perkelahian antara Pak Tegar dan Bu Siti itu, membangunkan kedua anaknya yang sedang tidur siang. Mereka melihat semua kejadian yang menimpa ibunya. Apa boleh buat, kedua anak itu masih kecil, mereka hanya bisa menangis dan tidak tau  permasalahannya.
“ Mas.. mas..,, jangan diambil semua uang itu mas...”  jerit Bu Siti.
Pak Tegar langsung pergi dengan uang rampasan dari istrinya. Ia menghiraukan keadaan istri dan kedua anaknya yang sedang menangis. 
Tangisanku...

Tangisanku...


Kita bisa berdiri disini
Dengan keridoan orang yang paling berjasa dalam didup kita
Orang yang selalu merawat kita tanpa imbalan sepeserpun

Siapa lagi kalau bukan
AYAH dan IBU

AYAH,,,
Yang selalu melindungi kita dari bahaya,
Yang selalu menafkai kita sehingga kita bisa berdiri disini..

IBu...
Yang selalu merawat, membesarkan kita hingga kita bisa menjadi anak yang kuat
Bisa menjadi anak yang berbakti...

Terkadang aku malu..
Melihat pekerjaan orang tuaku yang ala kadarnya
Terkadang aku malu,
Mengakui mereka sebagai orang tuaku..

Apa aku akan selalu begini...
Apa aku akan selalu menjadi anak yang durhaka
Apa aku akan sadar ketika mereka sudah memejamkan mata untuk selamanya..
Apa aku akan sadar ketika aku melihat orang yang paling kusayang terbaring kaku lemah tak berdaya..
Dibungkus kain putih ...
APA KETIKA ITU AKU AKAN SADAR...!!!!!!!!!!
Aku takut ketika hari itu terjadi...
Aku belum siap...
MAAFKAN AKU....
AYAH..
IBU...
Aku menyayangimu sepanjang hidupku....
Temani Masa Tuaku

Temani Masa Tuaku

Saat tubuhku mulai lemah tak berdaya
Saat jantungku mulai terasa lemah
Aku ingin engkau menemani aku

Saat rambutku kusadar memutih
Disaat aku tak mampu menggenggam lagi
Aku ingin kau tau, cintaku seluas samudra

Aku ingin engkau selalu temani masa tuaku
Aku ingin ketika aku tiada, kau selalu disisiku
Menemani aku..
Memandikanku..

Aku ingin enggkau selalu menemani hidup dan matiku
Jangan engkau tinggalkan aku sendirian..
Aku takut
Aku panik

Masih ingatkah kau ketika kau masih kecil...
Aku yang merawatmu...
Aku yang membesarkanmu...
Aku yang menyayangimu dengan kasih sayang  yang amat sangat dalam

Aku mohon...
Temani aku disisa hidupku yang tak tau akan kapan dipanggil oleh yang maha kuasa
AKU HANYA INGIN ENGKAU SELALU TEMANI MASA TUAKU SAMPAI AKU TIADA, KU HARAP KAU SELALU  MENYAYANGIKU....

Surat Kecil Untuk Anakku

Surat Kecil Untuk Anakku



Anakku....
Jika aku sudah tua, jangan engkau memarahi aku
Seperti aku sabar merawatmu hingga dewasa

Jika aku bau apek
Jangan suruh aku mandi
Orang tua itu sensitif, kedinginan...

Jika aku menumpahkan makanan, jangan marahi aku
Ingat, ketika kau masih kecil
Aku selalu menyuapimu makan

Mungkin waktu aku disini sudah tak lama lagi
Hanya satu pintaku
Rawatlah aku, seperti aku merawatmu
DAIRY

DAIRY


Saatku sedih
 Saatku senang
Kau selalu menemaniku

Ku tuliskan kata demi kata
Menggunakan tinta emas
Ku lampiaskan kesedihanku, diatas sehelai kanfasmu
Ohh, kau adalah segalanya bagiku

Dairy ...
Kau teman impianku
MERAPI

MERAPI

Gempa tiba tiba datang
Tanpa diundang
Tanpa kepastian

Burung-burung beterbangan tak menentu
Bagaikan memberi isyarat
Hewan-hewan berhamburan keluar
Bagaikan ketakutan dikejar mangsa

Tiba-tiba terdengar suara....
Menyapu semua hutan dalam sekedip mata
Memporak randakan rumah
Korbanpun mulai berjatuhan

Merapi, kau sangat indah
Tapi, ketika kau marah
Semua makhluk ketakutan
Berhamburan tak menentu arah......
Lomba Cipta dan Baca Puisi

Lomba Cipta dan Baca Puisi


Siang itu, udara terasa panas. Kringat membuyur badan kami. Rasa haus yang tak terelakan. Kami menikmati istirahat kedua, dengan bercanda, duduk diteras, ataupun membaca buku di perpustakaan. Tak terasa, bel masuk berbunyi. Para siswa berbondong-bondong masuk kekelasnya masing-masing.
Saat semua siswa kelas 8 dhe masuk, tiba-tiba wali kelas kami masuk. Beliau memberikan pengumuman yang isinya adalah, dalam rangka memperingati “ Bulan Bahasa”. Sekolah akan melaksanakan perlombaan. Yang meliputi cipta dan baca puisi. Dengan tema “ Apa yang Bisa Aku Berikan Kepada Bangsa dan Negara”. Pemenang lomba akan mendapatkan hadiah, berupa piagam dan uang pembinaan. Peserta adalah seluruh siswa SMP Negri 6 Temanggung. Hasil karya, dikumpulkan paling lambat tanggal 5 oktober 2012. Melalui wali kelas.
Setelah mendengar pengumuman itu, semua siswa sibuk memikirkan apa yang ingin mereka buat dalam perlombaan kali ini. Hingga banyak siswa yang tidak memperhatikan gurunya, yang sedang mengajar. Tapi waktu memang terasa sangat singkat. Hingga tak terasa, waktu jam pelajaran sudah beberapa menit. Waktu yang di nantipun tiba. Para siswa membereskan peralatan sekolahnya. Dan mereka berhamburan keluar dari kelas menuju kerumahnya masing-masing.
“ Nis .... Anisa.... tunggu....” teriak suara Yuri dari belakang yang sedang mengejar Anisa.
“ Eeh kamu, kirain sapa, ada apa kok manggil aku..” jawab Anisa.
“ tadikan ada pengumuman tentang lomba cipta dan baca puisi, kamu mau ikut atau enggak” tanya Yuri.
“ kalau aku mau ikut, karena menulis puisi adalah hobiku “ jawab Anisa.
Mereka berbincang-bincang sepanjang jalan. Anisa sampai dirumahnya, dia tidak langsung beristirahat. Melainkan membuat puisi. Karena ada waktu yang bisa dikerjakan untuk menulis puisi. Anisa memang disekolah terkenal dengan anak yang rajin, disiplin, sopan dan pintar. Jadi wajarlah kalau ia sudah bisa menyelesaikan setengah bagian puisinya.
Keesokan harinya, Anisa bersama teman akrabnya Yuri, mengumpulkan hasil karyanya di wali kelasnya masing-masing. Berselang beberapa hari, pengumuman lomba cipta dan baca puisi sudah di tempelkan dipapan pengumuman. Ada perasaan yang aneh dibenak Anisa,ia tak tau kok puisinya bisa masuk kedalam enam besar. Begitu pula temannya Yuri, yang juga masuk kedalam enam besar. Mereka harus bersiap-siap untuk membacakan hasil puisinya didepan umum pada saat selesai upacara bendera senin besok.
Hari yang dinanti-nantikan tiba. Perasaan yang tak menentu datang seketika. Tanpa di undang, tanpa disuruh. Hati rasanya gugup, tak tau apa yang akan terjadi pada saat membaca puisi. Begitulah yang dirasakan Anisa sebelum membacakan puisinya.
Giliran Anisa yang dipanggil. “sosok Pelajar, Mari pelajar bangsa, Gapai impian, Raih cita-cita bangsa.” Begitulah cuplikan puisi yang dibuat Anisa. Semua peserta sudah membacakan puisinya. Saat yang dinanti semua orang tiba. Pengumuman kejuaraan akan diumumkan saat itu juga.
“ inilah hasil juara lomba baca puisi. Juara  ketiga diraih oleh Yuri Anggraita Dwi Pertiwi dari kelas 8b, juara kedua diraih oleh Indra Pratama dari kelas 7c, dan juara ke satu adalah ..?? , Anisa Nur Hidayah dari kelas 8d, selamat atas kemenangannya.” Kata bapak kepala sekolah.
Betapa senangnya hati Anisa yang mendapatkan juara satu. Begitu pula dengan temannya Yuri yang mendapatkan juara ke tiga.

Semangat  Pelajar

Semangat Pelajar


Pelajar.....
Bagaikan padi
Yang slalu disiram, dipupuk
Hanya untuk, menghasilkan produk yang berkualitas

Seperti kita ini.....
Pelajar yang slalu didorong, dididik, disiplin
Supaya lebih maju
Supaya bisa merubah bangsa ini
Menjadi lebih makmur, tentram, dan sejahtera

Mari pelajar bangsa
Gapai impian
Raih cita – cita bangsa

Praktek Mencangkok.

Praktek Mencangkok.

Siang terasa gerah. Dikelas terasa kurang nyaman. Namun demikian, kami tetap coba menekuni pelajaran Biologi. Meskipun Pak Siregar guru kami cukup menarik dan piawai memberikan pelajaran, tetepi kami merasa gelisah. Keringat terasa membasahi punggung.
Diluar, matahari dengan garang membakar bumi. Rerumputan dan pepohonan kering kerongtang. Sudah beberapa hari tidak turun hujan. Halaman dan lingkungan sekolah tampak gersang. Sesekali debu berterbangan terbawa angin menerobos ventilasi jendela menambah  kelas semakin kurang nyaman.
“Anak – anak, dalam pelajaran biologi kali ini, kita akan membahas cara-cara mencangkok, dalam mencangkok, tentu kita memerluhkan alat dan bahan.”
“ Pak, berarti kita akan melakukan praktek mencangkok.”  Sela Ahmad.
“Ya, kita akan melakukan praktek mencangkok, tugas ini akan dilakukan secara berkelompok, akan tetapi, setiap siswa harus membuat laporannya masing-masing, ada yang ingin ditanyakan.” Jawab Pak Siregar.
Salah satu siswa Pak Siregar yang bernama Doni langsung angkat tangan dan bertanya “ Pak, bahan dan alatnya apa saja, dan terangkan cara membuatnya.”
Pak Siregar langsung mencatatkan alat dan bahan untuk mencangkok. Dia juga memberi penjelasan cara-cara mencangkok yang baik.
Setelah memberi penjelasan, Pak Siregar membentuk kelompok kerja. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang. Setelah terbentuk, mereka tampak sibuk untuk menentukan pohon apa yang ingin di cangkok.
 Teeeet . . .teeeet . . . terdengar suara bel pulang. Anak-anak memasukan peralatan sekolahnya kedalam tas. Kemudian mereka pulang.
Keesokkan harinya, mereka tampak tidak sabar melakukan praktek mencangkok.  Lima belas menit kemudian, bel berbunyi. Mereka masuk kedalam kelas.
“ Apa kalian sudah siap.” Sela Pak Siregar.
“ Siap pak.” Jawab parasiswa dengan serempak.
Mereka langsung menuju kehalaman atas untuk memulai prakteknya. Dan memilih pohon yang bagus untuk dicangkok.
Tak terasa, waktu jam pelajaran biologi sudah mau selesai. Pak Siregar menyuruh siswa siswinya untuk masuk kedalam kelas.
“ Anak-anak , berhubungan waktu jam pelajaran sudah mau habis, bapak hanya ingin menyampaikan, tugas ini dikumpulkan bulan depan beserta laporannya, apa kalian memgerti.” Sela Pak Siregar.
“Mengerti pak.” Jawab parasiswa.
“ Ada satu lagi, jangan lupa menyiramnya setiap hari.” Kata Pak Siregar.
“ Baik pak.” Jawab anak-anak.
Tak terasa waktu sudah satu bulan. Pohon yang dicangkok sudah tampak akarnya. Dan siap untuk di pindahkan ke polybag.
Keesokkan harinya, semua siswa menyusun laporan tentang mencangkok. Laporan tersebut akan dikumpulkan kepada Pak Siregar untuk diberi nilai.
Hujan Reda

Hujan Reda

ketika hujan reda sinar matahari kembali tersenyum
burung-burung berkicau ria
anginpun ikut berjoget
menghantarkan udara yang segar

kulihat genangan air
genangan yang ada
ketika hujan reda

kulihat awan di langit
awan hitam berubah putih
hewan-hewan berhamburan keluar
mencari kehidupan yang sempat tertunda

ketika hujan reda
semua mahkluk mencari kembali kehidupannya

Kategori

Kategori