Praktek Mencangkok.

Siang terasa gerah. Dikelas terasa kurang nyaman. Namun demikian, kami tetap coba menekuni pelajaran Biologi. Meskipun Pak Siregar guru kami cukup menarik dan piawai memberikan pelajaran, tetepi kami merasa gelisah. Keringat terasa membasahi punggung.
Diluar, matahari dengan garang membakar bumi. Rerumputan dan pepohonan kering kerongtang. Sudah beberapa hari tidak turun hujan. Halaman dan lingkungan sekolah tampak gersang. Sesekali debu berterbangan terbawa angin menerobos ventilasi jendela menambah  kelas semakin kurang nyaman.
“Anak – anak, dalam pelajaran biologi kali ini, kita akan membahas cara-cara mencangkok, dalam mencangkok, tentu kita memerluhkan alat dan bahan.”
“ Pak, berarti kita akan melakukan praktek mencangkok.”  Sela Ahmad.
“Ya, kita akan melakukan praktek mencangkok, tugas ini akan dilakukan secara berkelompok, akan tetapi, setiap siswa harus membuat laporannya masing-masing, ada yang ingin ditanyakan.” Jawab Pak Siregar.
Salah satu siswa Pak Siregar yang bernama Doni langsung angkat tangan dan bertanya “ Pak, bahan dan alatnya apa saja, dan terangkan cara membuatnya.”
Pak Siregar langsung mencatatkan alat dan bahan untuk mencangkok. Dia juga memberi penjelasan cara-cara mencangkok yang baik.
Setelah memberi penjelasan, Pak Siregar membentuk kelompok kerja. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang. Setelah terbentuk, mereka tampak sibuk untuk menentukan pohon apa yang ingin di cangkok.
 Teeeet . . .teeeet . . . terdengar suara bel pulang. Anak-anak memasukan peralatan sekolahnya kedalam tas. Kemudian mereka pulang.
Keesokkan harinya, mereka tampak tidak sabar melakukan praktek mencangkok.  Lima belas menit kemudian, bel berbunyi. Mereka masuk kedalam kelas.
“ Apa kalian sudah siap.” Sela Pak Siregar.
“ Siap pak.” Jawab parasiswa dengan serempak.
Mereka langsung menuju kehalaman atas untuk memulai prakteknya. Dan memilih pohon yang bagus untuk dicangkok.
Tak terasa, waktu jam pelajaran biologi sudah mau selesai. Pak Siregar menyuruh siswa siswinya untuk masuk kedalam kelas.
“ Anak-anak , berhubungan waktu jam pelajaran sudah mau habis, bapak hanya ingin menyampaikan, tugas ini dikumpulkan bulan depan beserta laporannya, apa kalian memgerti.” Sela Pak Siregar.
“Mengerti pak.” Jawab parasiswa.
“ Ada satu lagi, jangan lupa menyiramnya setiap hari.” Kata Pak Siregar.
“ Baik pak.” Jawab anak-anak.
Tak terasa waktu sudah satu bulan. Pohon yang dicangkok sudah tampak akarnya. Dan siap untuk di pindahkan ke polybag.
Keesokkan harinya, semua siswa menyusun laporan tentang mencangkok. Laporan tersebut akan dikumpulkan kepada Pak Siregar untuk diberi nilai.


EmoticonEmoticon